RSS

Karyawan Tidak Efektif & Tidak Perform

@ Penyebab Karyawan Tidak Efektif Bekerja

VIVAnews – Anda mungkin sering melihat karyawan yang gemar melakukan aktivitas yang tidak berhubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Mengobrol, chatting, atau shopping di jam kerja, adalah hal-hal yang paling sering ditemui.

Jika Anda seorang pemimpin di perusahaan tempat Anda bekerja, apalagi jika Anda wanita dengan separuh anak buah berjenis kelamin pria, Anda perlu mengetahui penyebab dari masalah ini. Dengan begitu Anda dapat melakukan antisipasi dengan tepat. Meski sekarang bukan lagi zamannya mempersoalkan gender, tapi sebagian pria cenderung masih tak mau diatur kaum wanita.

Inilah para penyebab tersebut, plus solusinya:

1. Motivasi kurang

Orang bersemangat melakukan sesuatu yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, karena didorong oleh motivasi. Karena itu, jagalah motivasi tersebut. Tanamkan dalam diri bawahan, apa akibatnya jika mereka lalai terhadap tugas dan tanggung jawab. Dan, apa reward yang akan didapat jika mereka bekerja dengan baik dan memuaskan.

2. Tak suka pada tugas yang dilimpahkan

Bila menyukai sesuatu, kita pasti akan melakukan yang terbaik. Terkadang, karena merasa tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, pengalaman, dan jabatan, orang terpaksa menerima saja tugas yang diberikan. Meski sebenarnya tak suka.

Untuk kasus seperti ini, yakinkan karyawan Anda bahwa apapun tugas yang diberikan perusahaan, itu yang terbaik bagi perusahaan dan baginya. Yakinkan pada mereka, tugas itu sangat penting dan dapat mempengaruhi maju tidaknya perusahaan tempat dia mencari nafkah.

3. Pengaruh dunia maya

Tak dapat dipungkiri, saat ini internet merupakan sesuatu yang paling menggoda. Sebab, melalui dunia maya, orang dapat mengakses apapun. Blok situs-situs tak penting, dan batasi penggunaan komputer hanya untuk bagian yang memang membutuhkan internet. Bila perlu, jika terjadi lonjakan rekening akibat penggunaan internet, peringatkan mereka untuk lebih efektif dan efisien dalam mengakses dunia maya.

4. Pengaruh teman

Kasus ini agak sulit ditangani, karena Anda tak bisa melarang orang bergaul dengan siapapun. Satu-satunya cara adalah, jika di antara karyawan Anda ada yang senang menebar pengaruh negatif, ingatkan dia dan kontrol semaksimal mungkin. Jika dia terbukti membuat karyawan lain tidak efektif bekerja, beri peringatan. Jika dia tak mau berubah, mutasikan sebagai pembelajaran.

5. Akhir pekan

Sudah menjadi kebiasaan di seluruh kantor, karyawan biasanya memiliki semangat kerja pada Senin-Kamis. Pada Jumat, karena Sabtu sebagian kantor libur, yang ada di benak kebanyakan karyawan adalah cara menghabiskan liburan di akhir pekan. Akibatnyam setiap Jumat ritme kerja cenderung menurun. Perketat pengawasan pada hari ‘rawan’ ini, dan pastikan mereka bekerja seperti biasanya.

 

@ Tips Atasi Pekerja yang Tidak ‘Perform’

Jakarta – Di setiap perusahaan, banyak kita temui pekerja yang tidak bisa memberikan performa baik bagi kemajuan perusahaan. Misalnya, seorang Public Relation yang mengenal hampir semua orang penting, namun ia tidak bisa membuat perusahaan tempat ia bekerja menjadi naik pamornya. Hal ini menjadikan performa kerjanya buruk meskipun ia termasuk orang penting dalam bidang tersebut.

Sebagai seorang pimpinan atau manajer, Anda harus menanyakan hal ini kepada diri sendiri, apakah tim yang dibentuk sudah benar? Atau ada seseorang yang harus digantikan. Sedangkan Anda yang masih menjadi bawahan, introspeksi juga berlaku, apakah Anda telah memberikan yang terbaik, atau masih ada hal yang terlewatkan dari performa kerja Anda?

Linda Hill, Profesor sekolah bisnis Harvard dan Kent Lineback, salah satu penulis buku ilmu manajemen Being the Boss: The 3 Imperatives for Becoming a Great Leader, membagikan beberapa panduan yang bisa membantu Anda memutuskan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi hal ini, seperti yang dikutip dari CNN Money.

1. Anda harus memperjelas ke mana arah tujuan tim kerja. Apakah setiap staf sudah melakukan pekerjaannya yang berkomitmen terhadapnya. Jika belum, bisa jadi keputusan Anda akan menjadi tidak adil bagi orang lain. Identifikasikan ulang rencana bisnis yang telah Anda buat. Lakukan pertemuan berkala dengan tim Anda dan lihat apakah Anda harus melakukan perubahan terhadap sistem yang sudah dilakukan hingga saat ini.

2. Berikan kesempatan untuk tiap pekerja merevisi performa kerja mereka. Sebagai pimpinan, Anda bisa melakukan penilaian dan sampaikan apa saja yang mungkin bisa dilakukan untuk memaksimalkan potensi masing-masing. Jika perlu, berikan mereka pelatihan, perhatian, dan timbal balik atas segala pekerjaan yang telah dilakukan agar bisa berkembang.

3. Jika Anda merasa ada tim yang tidak bisa memberikan hasil pekerjaan yang diharapkan, jangan langsung memutuskan hubungan kerja. Coba utarakan masalah dan kendala yang dihadapi dengan bagian HRD. Ada beberapa ketentuan dan kebijakan perusahaan yang bisa diikuti sebelum memutuskan untuk mengakhiri kontrak kerja. Hal ini baru bisa dilakukan jika memang Anda telah melakukan penilaian berkala dalam kurun waktu tertentu. Anda harus memperlihatkan performa kerja yang memang menurun atau datar sebagai bukti kalau ia tidak melakukan pekerjaannya dengan baik.

4. Ketika Anda sudah memutuskan bahwa seorang staf tidak bisa diteruskan bekerja, jangan gegabah memutuskan hubungan kerja. Coba cari posisi lain yang sekiranya lebih cocok untuk orang tersebut. Dengan mengganti pekerjaan dan tanggung jawab yang harus diemban, Anda bisa melihat kekuatan, kelemahan dan potensi orang tersebut. Namun sekali lagi, jangan mengompromisasikan hal yang penting sebagai proyek coba-coba.

5. Terlepas dari apakah Anda tetap membiarkan seseorang bekerja atau menghentikannya, tetap perlakukan orang tersebut dengan rasa hormat. Anda tidak akan pernah tahu perkembangan apa yang dialami staf tersebut di masa depan. Banyak manajer yang berdiam diri menghadapi hal ini dan membuat perusahaannya jalan di tempat. Banyak kasus juga seorang pimpinan menyia-nyiakan talenta stafnya karena kurang komunikasi.

 

 

Leave a comment